MINDFULNESS PADA REMAJA AKHIR
Masa
remaja adalah periode perkembangan antara masa kanak kanak dan masa dewasa,
yang melibatkan perubahan biologis, kognitif dan sosio emosional. Menurut
penelitian Fritz (1995) sekitar 5 % remaja menderita symptom depresi yaitu
penyakit mental ringan yang cendereng bertahan lama dan ditandai dengan kesedihan
yang berlarut larut, menurunnya prestasi, dan tidak tertarik lagi dengan tugas
maupun mata pelajaran yang awalnya disukai. (Steinberg,2002). Hal tersebut
disebabkan karena kebanyakan remaja mengalami kesetresan yang tinggi. Perlu diketahui
bahwa kesetresan disebabkan oleh riwayat hidup, factor genetic, beberapa resep
obat dan dapat diatasi dengan melakukan Mindfulnes.
Mindfulness adalah kemampuan untuk memberikan perhatian pada diri secara
apa adanya dan tidak memberikan penilaian terhadap pengalaman yang muncul saat
ini. Terdapat empat komponen mindfulness yaitu :
1. Observasi.
Dalam konsep ini, seseorang diharapkan untuk mempunyai kemampuan observatif,
menyari berbagai stimulus dan fenomena yang ada dalam diri misalnya sensasi
bau, kognisi, dan emosi, maupun fenomena yang berada diluar diri misalnya suara
dan bau bauan.
2. Deskripsi,
Dalam hal ini subjek didorong untuk melakukan pelabelan pada suatu fenomena
yang terjadi namun tidak memberikan penilaian dan analisis konseptual.
3. Bertindak
dengan penuh kesadaran, Saat berkegiatan atau focus pada satu hal yang
dikerjakan, seseorang harus melibatkan kesadaran penuh.
4. Menerima
tanpa memberikan suatu penilaian, Konsep ini berhubungan dengan kemampuan
deskripsi, hal ini diharapkan subjek mampu mendeskripsikan stimulus yang
dirasakan tanpa memberikan suatu penilaian.
Selain
itu dapat diketahui pula factor yang dapat membentuk mindfulness : 1. Meditasi tetap. Prosedur meditasi tetap seperti
meditasi duduk (Bishop dkk,2004). 2. Skema kognitif, skema ini membentuk
seseorang yang mindful secara proses sosial, kognitif dan perkembangan. Pada
remaja, Mindfulness dapat diterapkan
dengan cara memberikan penjelasan secara rasional (Thompson dan
Gauntlett-Gilbert,2008). Remaja memiliki kecenderungan untuk mindful setiap harinya sehingga akan
lebih mudah untuk mengontrol perilaku impulsif dan mengurangi reaksi yang
reaktif pada situasi yang ada (Tompson dan Gauntlet-Gilbert,2008).
Untuk
mengurangi kesetresan, kita dapat melakukan empat meditasi mindfulness yaitu :
1. Nikmati
makanan anda
Selama
proses mengunyah, anda lebih focus pada
aroma,teksture, dan rasa. Nikmati setiap gigitan dari makanan anda
2. Berhenti
untuk melakukan penilaian
Anda
diharapkan untuk melabeli suatu fenomena tanpa melakukan penilaian terhadap apa
yang anda lihat saat itu.
3. Mengatur
nafas Anda
Anda
cukup duduk dan bernafas di ruangan yang tenang selama 10 menit dengan cara
tarik nafas dan buang perlahan lahan. Focus pada gerakan tubuh anda pada saat
istirahat. Mengenai bagaimana anda bergerak dan rasakan hal itu.
4. Memvisualisasikan
pikiran
Kosongkan
pikiran anda dengan membayangkan pikiran anda sebagai objek dan melatih focus
pikiran anda selama beberapa detik sebelum mendorong pikiran anda semakin jauh.
REFERENSI
Dewi,
Rosari.2016.” Pengaruh Mindfulness
Training Pada Remaja Akhir Perempuan Yang Mengalami Self Silencing”.
Fakultas Psikologi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Fourianalistyawati,
E.,Listiyandini A.R., & Fitriana, S.T. (2017). Mindfulness. Jurnal Hubungan Mindfulness dan Kualitas
Hidup Orang Dewasa.
Samiadi, A L.(2017). Semua Yang Perlu Anda Ketahui Tentang
Depresi. Hello Sehat diakses pada tanggal 6 September 2015 pada https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/pusat-kesehatan/penyakit-mental/apa-itu-depresi/amp/.
Komentar
Posting Komentar